Tuesday, June 25, 2013

HUT POLRI 67







Seluruh jajaran Pengurus dan Anggota Pokdarkamtibmas Polsek Metro Tebet mengucapkan:
Selamat Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia (HUT POLRI) Tahun 2013 / HUT BHAYANGKARA Ke 67
“DENGAN SEMANGAT KEMITRAAN KITA MANTAPKAN SINERGITAS POLRI GUNA MEWUJUDKAN PELAYANAN PRIMA YANG ANTI KKN”
SEMOGA POLRI KEDEPAN BENAR BENAR BERSIH, TRANSPARAN DAN MAKIN DICINTAI MASYARAKAT INDONESIA

DIRGAHAYU POLRI
1 JULI 2013


Rencana Garis Besar HUT POLRI 2013

Tuesday, June 18, 2013

Olah Tempat Kejadian Perkara oleh Penyidik POLRI

Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah:
1. Tempat suatu perkara dilakukan/ terjadi/ akibat yang ditimbulkan
2. Tempat lain ditemukan barang bukti/ korban yang berhubungan dengan TP.

Penanganan Pertama:
Ketika terjadi sebuah perisitiwa yang diduga adalah tindak pidana, maka penyelidik atau penyidik melakukan tindakan berupa:
1. Tindakan Pertama di TKP (TPTKP)
2. Crime Scene Processing (Pengolahan TKP)

TPTKP
TPTKP dilakukan setelah adanya:
 Laporan
 Pengaduan
 Tertangkap tangan
 Diketahui sendiri oleh Petugas

TPTKP dilakukan dengan SOP sebagai berikut:
A. Pengamanan TKP
 Police Line
 Tanda-tanda
 Pengawasan TKP
 Identifikasi
 B. Penanganan Korban
 Ringan
 Berat
 Mati
C. Laporan Ke SatResKrim

Crime Scene Processing
1. Pencarian Tersangka/ Saksi/ Korban
Tersangka/ Saksi/ Korban apabila ditemukan, maka perlu diadakan identifikasi yang berguna untuk:
 Melakukan penyidikan lebih terarah
 Mencari hubungan tersangka dengan korban
 Mempermudah membuat daftar orang yang dicurigai
2. Pencarian Barang Bukti
3. Pemotretan
4. Sketsa
5. BAP
6. Pencarian Barang Bukti

6.1. Metode Spiral (Hutan, semak dll)



6.2. Metode Zone



6.3. Metode Strip



6.4. Metode Roda



7. Penanganan Barang Bukti
 Pelaku pada umumnya meninggalkan jejak/ bekas di TKP dan pada tubuh korban, karena setiap terjadi kontak fisik antara dua objek akan terjadi perpindahan materiil dari masing-masing objek
 Makin jarang dan tidak wajar suatu barang di TKP makin tinggi nilainya
 Barang yang umum akan menjadi tinggi nilainya apabila ada ciri khusus dari barang tersebut
 Selalu beranggapan bahwa barang yang mungkin tidak berarti bagi kita bisa menjadi barang yang penting bagi orang yang ahli
 Berupaya memperoleh bermacam-macam barang bukti dan mencari hubungannya
 Dalam penggeledahan badan harus teliti dan cermat dan selalu berprasangka.

Pengumpulan Barang Bukti
Pengambilan dan pengumpulan barang bukti harus dilakukan dengan cara yang benar disesuaikan dengan macam barang bukti yang diambil
1. Pada jalur masuk/ keluar pelaku
 Bekas ban kendaraan
 Bekas Kaki/ sepatu/ sandal
2. Pada tempat masuk/ keluar pelaku
 Sidik jari
 Bekas alat pembongkar
3. Di dalam TKP
 Sidik jari
 Barang-barang yang tertinggal
 Darah
4. Pada tubuh korban
 Darah
 Luka
 Bekas Perlawanan

8. Pengambilan dan Pembungkusan Barang Bukti
1. Pisau
menggunakan tali pada pangkal pisau. Dibungkus pada karton tebal
2. Senjata Api
menggunakan tali diikat pada bagian pemegang dan pangkal larasnya. Dibungkus dengan karton tebal
3. Anak Peluru
bungkus dengan kapas dan pisahkan antara satu peluru dengan peluru yang lain
4. Selongsong
Sama dengan anak peluru
5. Mesiu
tetesi dengan lilin/ parafin, kemudian setelah kering masukkan kedalam plastik dan label.
6. Darah
Basah berada ditempat lunak; pakaian. Gunting setengah tempat darah tersebut masukkan kedalam botol berisi cairan saline (larutan garam dapur NaCl 0.9 %)
7. Sperma
Basah, pindahkan ke botol kaca dan tutup rapat
Kering, biarkan pada tempatnya semula bungkus bersama tempatnya
8. Rambut
Ambil dengan pinset tempatkan pada kertas putih dan lipatlah sehingga posisi rambut ada ditengah, masukkan ke dalam kantong plastik dan label.
9. Barang dari gas
Harus dengan bantuan ahli dengan cara mengumpulkan gas yang ada ke dalam kantung plastik terbuat dari nylon dari beberapa tempat di TKP
10.Dokumen dan surat
Jangan sampai terjadi kerusakan pada saat pengambilan, jangan membuat coretan-coretan, simpan dalam amplop.

9. Pemotretan
SOP Pemotretan:
1. Visualisasi TKP
2. Objek: TKP/ korban mati
3. Waktu
4. Merk kamera+lensa dll
5. Sumber cahaya
6. Jarak kamera dengan objek
7. Nama dan pangkat juru potret

10.Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanganan TKP
 Kemampuan diperoleh dari pendidikan formal
 Skill, diperoleh dari latihan dan mengikuti kinerja penyidik lain yang expert
 Dukungan peralatan
 Bantuan ahli yang memenuhi syarat
 Tambahan keterangan saksi/ korban

Hans Gross menyatakan keterangan saksi yang diberikan sering tidak menunjukkan data atau keterangan yang pasti

Kesalahan Umum Selama Pemeriksaan TKP
 Persiapan yang baik untuk persiapan
 Mengabaikan sebuah benda
 Mengejar pengakuan tersangka
 Menambah hal-hal yang sebenarnya tidak ada
 Mengganti/ memalsu
 Melompat-lompat atau tidak sistematis

Hal-hal yang diperhatikan Sebelum Meninggalkan TKP
 Cukup/ belum pemeriksaan
 Barang bukti sudah terkumpul/ belum
 Jumlah barang bukti
 Cara pembungkusan
 Konsep-konsep lengkap


11. Tugas Anggota Pokdarkamtibmas
~ Mengamankan area TKP dan sekitarnya dari masyarakat yang ingin menonton
~ Menjaga barang bukti tidak dijamah dan berpindah dari tempatnya
~ Menolong korban (jika ada) 
~ Membantu tugas penyidik sesuai arahan dari penyidik POLRI. 

~Litbang~

Menyusun Program Kerja

Seorang pimpinan organisasi Pokdarkamtibmas harus bisa memilih program kerja yang menjadi prioritas utama dalam sebuah organisasi, yang menguntungkan untuk organisasi, menentukan sebuah kepengurusan dan menentukan bidang-bidang yang dibutuhkan, menentukan garis-garis besar dan tata cara pelaksanaan program kerja dari tiap-tiap bidang, mengalokasikan sumberdaya dan mengotrol jalannya pelaksanaan.
 
1.    Dalam perencanaan program kerja komponen-komponen yang harus ada adalah sebagai berikut:
1. pemilihan program kerja prioritas.
2. menganalisa isu
3. menentukan tujuan program kerja.
4. menentukan cakupan program kerja.
5. menentukan garis besar waktu dan pelaksanaan.

2.    PROGRAM KERJA PRIORITAS
    “nama program kerja”

3.    TUJUAN : mengapa punya program kerja ?
1. mendidik / membangun sekelompok ……(siapa)…agar dapat membuat / mengembangkan …(apa)….dengan waktu ….(berapa lama) … dengan harapan terbentuk menjadi….(bagaimana)….dengan segala keterbatasan yang ada.
2. program kerja dapat mengurangi apa ?
3. apa hasilnya untuk organisasi ?
4. apa kelanjutan dari program kerja (terobosan) ?
 

4.    ISU : analisis system.
1. kenapa program kerja ini sampai diajukan ?
2. kelemahan, kekuatan dari organisasi (dari dalam).
2. peluang, ancaman untuk organisasi (dari luar).

5.    CAKUPAN : untuk siapa, dan area cakupan seberapa besar ?
1. diperuntukkan untuk siapa ?
2. seberapa besar daerah cakupannya ?

6.    WAKTU
1. butuh berapa tahap ?
2. tiap tahap butuh berapa lama ?



Siapa dan kapan HARUS membuat Program Kerja
Pembuatan Program kerja adalah suatu proses yang sangat penting dalam kegiatan berorganisasi, tanpa program kerja, sebuah organisasi bagaikan orang buta yang mencari kucing hitam di kegelapan malam tanpa cahaya. Karena pentingnya program kerja ini, maka perlu diajukan sebuah pertanyaan yang sangat penting, yaitu, Siapakah yang harus membuat program kerja dan kapan program kerja itu dibuat ?

Program kerja dibuat pada saat Rapat Kerja (Raker) oleh suatu kepengurusan yang baru terbentuk dalam permusyawaratan anggota (Musyawarah Sektor/Sub sektor dll.), sekali lagi, program kerja tidak dibuat saat musyawarah anggota, tapi dibuat pada saat Raker.

Yang harus diperhatikan adalah Raker suatu kepengurusan baru harus dilaksanakan maksimal dalam rentang waktu 1 bulan sesudah Permusyawaratan Anggota (Musyawarah Sektor/Sub sektor) dan seluruh hasil Raker harus diinformasikan kepada seluruh anggota dan organisasi yang ada di bawahnya.

Belajar Selanjutnya Lihat:
Menyusun Rencana Kerja Yang Efektif

~Litbang~

Kepemimpinan Organisasi

Masih banyak dimensi pemhaman mengenai Leader atau Pemimpin yang berbeda, tergantung sudut pandang dan latar belakang keilmuannya. Perbedaan ini, sampai dengan tingkat tertentu tidak menjadi masalah. Namun, ketika yang menjadi obyek pembicaraan adalah organisasi yang merupakan kumpulan dua orang atau lebih dan mempunyai paling sedikit tujuan umum yang sama, maka perbedaan pemahaman itu harus dikelola dengan baik agar esensi pemahaman terhadap proses manajerial tidak begitu kabur. Sebagai contoh, pemimpin sebuah usaha koperasi menjalankan peran untuk mngelola atau memanajemen koperasi tersebut. Pemimpin keluarga menjalan fungsi manajemen keluarga.

Kepemimpinan yang efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial kelompok/organisasinya.

 

Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok organisasinya, akan dirasakn sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut :
  1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
  2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan pemimpin.
Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :
a. Fungsi Instruktif
Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaanya pada orang-orang yang dipimpinnya.
Fungsi ini berarti juga keputusan yang ditetapkan tidak akan ada artinya tanpa kemampuan mewujudkan atau menterjemahkannyamenjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak akan ada artinya jika tidak dilaksanakan. Oleh karena itu  sejalan dengan pengertian kepemimpinan, intinya adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan perintah, yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini berlansung dan bersifat komunikasi dua arah , meliputi pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pimpinan. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dapat dilakukan secara terbatas hanya dengan orang-orang tertentu saja, yang dinilainya mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukannya dalam menetapkan keputusan.
Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa impan balik (feed Back) yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlansung efektif. Fungsi konsultatif ini mengharuskan pimpinan belajar menjadi pendengar yang baik, yang biasanya tidak mudah melaksanakannya, mengingat pemimpin lebih banyak menjalankan peranan sebagai pihak yang didengarkan. Untuk itu pemimpin harus meyakinkan dirinya bahwa dari siapa pun juga selalu mungkin diperoleh gagasan, aspirasi, saran yang konstruktif bagi pengembangan kepemimpinanya.
c. Fungsi Partisipasi
Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dan bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan sesama orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
Fungsi partisipasi hanya akan terwujud jika pemimpin mengembangkan komunikasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang bagi pimpinan akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-keputusan.sehubungan dengan itu musyawarah menjadi penting, baik yang dilakukan melalui rapat-rapat maupun saling mengunjungi pada setiap kesempatan yang ada.musyawarah sebagai kesempatan berpartisipasi, harus dilanjutkan berupa partisipasi  dalam berbagai kegiatan melaksanakan program organisasi.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilah-milah tugas pokok organisasi dan mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan, pemimpin harus bersedia dapat mempercayai orang-orang lain, sesuai dengan posisi/jabatannya, apabila diberi pelimpahan wewenang. Sedang penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan perkembangan kelompoknya tidak mungkin diwujudkannya sendiri. Pemimpin seorang diri tidak akan dapat berbuat banyak dan bahkan mungkin tidak ada artinya sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenangnya perlu didelegasikan pada para pembantunya, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
e. Fungsi Pengedalian
Fungsi  pengendalian     merupakan  fungsi kontrol. Fungsi ini cenderung bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil untuk dilakukan dengan cara komunikasi secara dua arah. Fungsi pengendalian  bermaksud  bahwa kepemimpinan   yang       sukses  atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus aktif, namun tidak mustahil untuk dilakukan dengan mengikutsertakan anggota kelompok/organisasinya.
Pendapat lain tentang peran kepemimpinan adalah seperti yang diungkapkan oleh Emmett C Murphy (1998) dalam bukunya yang berjudul “IQ Kepemimpinan” yaitu bahwa peran kepemimpinan antara lain terbagi kedalam :
  1. Pemilih
  2. Penghubung
  3. Pemecah Masalah
  4. Evaluator
  5. Negosiator
  6. Penyembuh
  7. Pelindund
  8. The Synergizer
Fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki  menurut Sondang P Siagian (1994:47-48) adalah
  • Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan,
  • Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi,
  • Pemimpin selaku komunikator yang efektif,
  • Mediator yang andal khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik,
  • Pemimpin selaku  integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, Kartini Kartono (1994: 81) mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah: Memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Dengan demikian, pemimpin pada era mendatang adalah orang dengan karakteristik tersebut, yang dapat memimpin juga menjadi pengikut, menjadi sentral dan marginal, menjadi hirarkial di atas dan di bawah, dan menjadi individualistis dan pemain tim. Pemimpin era mendatang adalah seseorang yang menciptakan suatu budaya atau sistem nilai yang berpusat pada prinsip-prinsip seperti pemberdayaan, kepercayaan, ketulusan, pelayanan, persamaan, keadilan, integritas, kejujuran, dan self evidence.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam buku Princples of Management mengemukakan sifat-sifat kepemimpinan sebagai berikut :
  1. Memiliki kecerdasan  melebihi orang-orang yang dipimpin
  2. Mempunyai pelatihan terhadap kepentingan yang menyeluruh
  3. Memiliki kelancaran berbicara
  4. matang dalam berpikir dan emosi
  5. Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
  6. Memahami/menghayati kepentingan kerjasama.
Ordway Tead dalam buku The Art of Leadership, mengemukakan syarat kepemimpinan seperti dibawah ini:
  1. Kuat Jasmaniah dan Rukhaniah
  2. Besemangat untuk mencapai tujuan
  3. Bergairah dala pekerjaan
  4. Ramah-tamah
  5. Jujur dapat dipercaya
  6. Memiliki kemahiran teknis
  7. Sangggup mengambil keputusan
  8. Cerdas
  9. Memiliki keahlian mengajar
  10. Setia terhadap organisasi
Menurut Henry Fayol dalam karyanya yang berjudul: General Industrial management, mengemukakan syarat-syarat kepemimpinan seperti dibawah ini :
  1. Sehat jasmaniah-rohaniah (energy)
  2. Keseimbangan/ kemantapan perasaan (emosional stability)
  3. Pengetahuan tentang hubungan kemanusiaan ( Knowlwdge of human relations)
  4. Dorongan pribadi (personal motivation)
  5. Kecakapan  berkomunikasi/ berhubungan(communicative skill)
  6. Kecakapan mengajar (teaching ability)
  7. Kecakapan bergaul ( social skill)
  8. Kemampuan teknis (tehnical competence)
Nah, pemimpin seperti apakah anda? Pemimpin seperti apakah yang anda cari?

Belajar Selanjutnya Lihat:
Leadership & Personality

~Litbang~

Manajemen Organisasi


Menurut Henry Fayol, fungsi Manajer atau pemimpin organisasi memiliki beberapa fungsi yaitu merencanakan, mengorganisasi, memeritah, mengkoordinasi dan mengendalikan. Tetapi dari kelima fungsi ini dapat di ringkas menjadi empat: perencaan, pengorganisasiaan, pemimpinan dan pengendalian.

Perencaaan, mencakup penetapan tujuan, penegakaan strategi dan pengembangan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
Pengorganisasiaan, menetapkan apa tugas-tugas yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan dan bagaimana hubungan struktur kerja harus dibuat.
Kepemimpinan, mencakup hal hal yang berkaitan dengan bagaimana memotivasi karyawan, mengarahkan orang lain, menyeleksi saluran, saluran komunikasi yang paling efektif dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengelola dan memecahkan konflik agar tidak menyimpang dari tujuan organisasi.
Pengendalian, Tugas ini mencakup bagaimana memantau kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan agar tidak ada penyimpangan arah yang telah ditetapkan.

~Litbang~

Monday, June 17, 2013

Apa itu Organisasi?



Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Istilah organisasi berasal dari kata organon/ bahasa yunani yang berarti alat,tools. Organisasi adalah sekelompok orang (dua / lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

CIRI-CIRI ORGANISASI
1.     Lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang diterapkan
2.    Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3.    Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
4.    Instrumen sosial yang mempunyai batasan yang secara relative dapat diidentifikasi

UNSUR-UNSUR ORGANISASI
–Manusia(Man)
–Kerjasama
–Tujuan Bersama
–Peralatan (Equipment)
–Lingkungan
–Kekayaan alam
–Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi

MACAM ORGANISASI DARI SEGI TUJUAN
1.     Organisasi niaga
2.    Organisasi sosial

ORGANISASI NIAGA
Organisasi niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam organisasi niaga :
1.     Perseroan Terbatas (PT)
2.    Perseroan Komanditer (CV)
3.    Firma (FA)
4.    Koperasi
5.    Join Ventura
6.    Trus
7.    Kontel
8.    Holding Company

ORGANISASI SOSIAL
Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat.
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
a.Jalur Keagamaan
b.Jalur Profesi
c.Jalur Kepemudaan
d.Jalur Kemahasiswaan
e.Jalur Kepartaian & Kekaryaan

Organisasi merupakan  hal penting dalam kehidupan manusia karena untuk mencapai tujuan tertentu manusia tidak dapat melakukan hal tersebut sendiri dan memerlukan kerjasama dari pihak lain, oleh karena itu organisasi sangat dibutuhkan dan berperan penting.
Ada berbagai macam organisasi yang dapat kita lihat dari berbagai segi, yaitu dari jumlah puncak pimpinan, segi keresmian, segi tujuan, segi luas wilayah, segi sosial dan segi bentuk. Ada hubungan yang erat antara manajemen, organisasi, dan metode(tata cara). Ketiganya diarahkan kepada tujuan secara efisien.

Belajar Selanjutnya Lihat:
Organisasi
Komunikasi Dalam Organisasi
Konflik Organisasi


~Litbang~