Organisasi Pokdarkamtibmas dapat diibaratkan sebuah kapal besar dengan awak kapal didalamnya yang saling bekerja sama agar kapal tidak mengalami masalah ditengah laut. Awak kapal inilah yang bekerja sebagai tim yang sudah ditetapkan fungsi dan tanggung jawabnya masing masing.
Didalam organisasi yang bersifat sosial ini, Tim kerja terdiri dari sekumpulan anggota yang
dikoordinasi oleh ketua tim dan atau seorang Ketua Umum Pokdarkamtibmas. Seorang Ketua Umum pun berhak membentuk tim kerja kecil yang dipimpin oleh ketua tim untuk pelaksanaan suatu kegiatan tertentu, bila dipandang perlu. Pada umumnya tim kerja
dibentuk sebagai suatu kebutuhan organisasi agar tujuan organisasi dapat
tercapai. Dengan tim kerja diharapkan fungsi kontrol akan berjalan lebih
efektif dan efisien. Konflik-konflik atau deviasi kerja bisa ditekan seminim
mungkin dengan kepemimpinan yang kuat dari seorang Ketua. Mekanisme hubungan
sesama mitra kerja pun dapat berjalan intensif.
Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan oleh
orang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentu dan mampu menjalankan tugas
sesuai dengan kompetensinya. Keberhasilan tim merupakan akumulasi dari proses
dan kinerja setiap anggotanya. Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektif dalam
suatu sistem kerja yang sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas diantara anggota dan ketua semakin tinggi kekuatan sebuah tim. Tingkat kesalahan
dalam pekerjaan pun dapat ditekan sekecil mungkin.
Beberapa ciri yang mencerminkan terdapatnya
ketangguhan sebuah tim kerja meliputi:
1. Kesamaan visi dan misi kerja.
Para anggota dan ketua memiliki sudut pandang yang relatif sama dalam
mengerjakan tugas organisasi. Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil.
Walau debat diantara anggota tidak bisa dihindarkan namun selalu diarahkan
pada bagaimana target hasil bisa dicapai. Perbedaan pendapat dianggap sebagai
sesuatu yang wajar. Karena itu biasanya konflik bisa ditekan dengan cara saling
menumbuhkan pengertiaan yang dipandu oleh Ketua.
2. Prioritas perhatian dan tindakan pada
sesuatu yang terbaik buat organisasi. Tim memandang baik buruknya
kinerja organisasi merupakan akumulasi dari kinerja tim. Sementara kalau
organisasi memiliki kinerja (profitability) yang baik maka akan berpengaruh
terhadap penghargaan yang diberikan kepada anggotanya. Semakin banyak penghargaan semakin puas anggota dalam bekerja. Pada gilirannya kinerja anggota juga akan
meningkat. Untuk itu tim yang baik adalah tim yang mampu mempertahankan bahkan
mencapai tujuan organisasi yang lebih besar secara taat asas (konsisten).
3. Anggota berkomitmen tinggi pada tanggung jawab. Pada umumnya tim yang kuat dicerminkan pula oleh kekuatan dan kemampuan para anggotanya. Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa
secara seimbang. Mereka tidak saja bekerja untuk kepentingan sosial namun juga menginginkan penghargaan atas usahanya dan existensi diri yang semakin baik tetapi juga buat kesehatan organisasi.
Karena itu demi kepentingan seperti itu mereka umumnya sebagai pekerja keras tanpa pamrih.
Energi yang dikeluarkan untuk organisasi cenderung relative seimbang dengan
energi yang dikeluarkan buat keluarganya dan bahkan buat lingkungan sosialnya.
Dengan kata lain bekerja bagi kepentingan tim dan kepentingan individu anggota
plus keluarganya menyatu dalam totalitas kepentingan organisasi yang bersifat sosial ini.
4. Anggota dapat hidup berdampingan
dalam keragaman. Tiap individu tim sadar akan adanya keragaman latar
belakang budaya, gender, usia, pendidikan, pengalaman, dan kepribadian di
antara mereka. Keragaman tidak dipandang sebagai hambatan. Tetapi justru
sebagai kekuatan dalam saling memahami dan mengisi kekurangan, dan memerkuat
kelebihan masing-masing individu sebagai kekuatan tim. Kekuatan ini tidak
dilihat dari sisi fisik tetapi dari karakteristik potensi personal sebagai
kekuatan yang sifatnya alami.
5. Tim yang kuat sebagai magnet talenta.
Dalam bekerja, setiap anggota tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra
kerja untuk mendapatkan penghargaan aktualisasi diri atas existensinya di organisasi sosial ini. Idealnya setiap orang ingin siap untuk itu. Namun dalam kenyataannya ada
saja yang tidak bisa dan tidak biasa bekerja keras. Istilahnya anggota
minimalis. Sementara organisasi menghendaki semua anggota mampu bekerja mendukung organisasi. Karena itu ketua mengkondisikan suasana bekerja yang intensif namun
dalam suasana nyaman tanpa harus ada tekanan-tekanan psikologis. Untuk itu
ketua menumbuhkan adanya tantangan-tantangan dan sifat tanggung jawab di
kalangan anggotanya. Hal itu baru bisa berjalan baik apabila suasana proses
pembelajaran berjalan efektif. Setiap anggota didorong untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya melalui pelatihan di kelas atau dalam
diskusi-diskusi membahas suatu ide. Pembelajaran lewat trial and error
juga diterapkan agar mereka terbiasa untuk menghadapi dan mengatasi masalah.
Tim kerja yang tangguh adalah dambaan setiap organisasi. Disadari tim kerja yang kuat tidak timbul tiba-tiba. Tetapi
harus dibentuk dan dikembangkan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan
operasional yang dapat dilaksanakan dan terukur. Dukungan operasional seperti
sumberdaya fasilitas dan waktu serta upaya sistematis akan memercepat
terbentuknya tim tangguh atau kuat. Sebagai tingkat awal membentuk tim yang
kuat adalah penting tetapi tidaklah cukup untuk kelangsungan organisasi. Dengan
kata lain setiap ketua harus mampu menciptakan pertumbuhan tim yang
berkesinambungan melalui pelatihan, insentif kompensasi, dan membangun hubungan
kerja antar anggota dan ketua dengan anggota secara intensif.
Semoga Organisasi Pokdarkamtibas diseluruh Jajaran Polda Metro Jaya menjadi tim yang tangguh sebagai Mitra dalam keamanan dan ketertiban masyarakat.
-oo-
No comments:
Post a Comment